Overview
Sebagian besar wilayah konstruksi jalan tol yang sedang giat dibangun di Indonesia terletak di daerah berkontur dan di atas tanah/batuan yang bermasalah seperti Clayshale. Akibatnya, timbunan tinggi yang terletak pada tanah tsb. cukup sering mengalami kegagalan. Dikarenakan keterbatasan waktu, konstruksi tiang pancang atau jembatan tanpa menggali seluruh timbunan terkadang menjadi pilihan untuk mengatasi masalah tersebut. Sehingga bidang geser atau diskontinuitas yang terdapat pada timbunan tetap ada dan dapat memicu pergerakan tanah yang menyebabkan tambahan tekanan tanah lateral pada pondasi tiang pancang.
Permasalahan dalam memodelkan pergerakan tanah adalah dalam menentukan parameter bidang gelincir dan geometri bidang gelincir. Seringkali masalahnya sangat nonlinier karena geometri dan arah bidang gelincir, permukaan berkontur, dan variabilitas spasial lapisan tanah yang membuat pemodelan 3D menjadi diperlukan. Dalam webinar ini, sebuah studi kasus timbunan yang gagal diselesaikan dengan menggunakan pile slab tanpa menggali seluruh bagian timbunan. Model 3D dikembangkan dengan menggunakan MIDAS GTS NX untuk memperhitungkan masalah yang sangat tidak linier.
_Landing%20Page/GTX%201-Min-min.png?width=223&height=167&name=GTX%201-Min-min.png)
_Landing%20Page/GTX%202.png?width=267&height=142&name=GTX%202.png)
_Landing%20Page/GTX%203.png?width=330&height=153&name=GTX%203.png)
SPEAKER
-
_Landing%20Page/Poster_WEBINAR__1_-removebg-preview-1.png)
Dr. Martin Wijaya
- Lecturer
Universitas Katolik Parahyangan
- Lecturer
Universitas Katolik Parahyangan Dr. Martin Wijaya is currently a lecturer at Parahyangan Catholic University (UNPAR). He was an experienced geotechnical engineer and researcher at PT Geotechnical Engineering Consultant (GEC). He worked in Kiso Jiban as a Senior Geotechnical Engineer from 2015 to 2016. He pursued his academic career at NTU as a Postdoctoral Research Fellow from 2016 to 2020.